Kangen

Tak terasa sudah hampir 3 tahun tidak melakukan ekspedisi lagi. Ada rasa yang tertinggal jauh nun menggantung disana, kekaguman akan keindahan alam ciptaanNya, suasana alam yang mungkin tidak dapat ditemukan diperkotaan, asri dengan udara yang masih alami dan segar tanpa polusi.

Akankah ada lagi ekspedisi selanjutnya??
Yang terbersit hanya harapan semoga....ada kelanjutannya

Jiwa petualang takkan mati sampai disini.
Jangan sampai cahaya yang redup mati lamtaran riak angin sesaat.

salam lestari

Read More..

Dia Yang bernama perubahan

Tak terasa waktu, usia dan keadaan yang terus bergulir searah tergelicirnya matahari. Tak akan ada yang bisa menghentikannya, mengikuti atau diam untuk mati. Sang waktu tak mengenal keluh kesah dan keragu-raguan, lajur yang ditempuhnya jelas dan tak terbatas mengikuti kehendak Sang Pengatur.

Tak bisa ku gapai bayangan masa lalu yang bersandat dibelakangku. Lambaian tangan itu begitu menggoda untuk mengajakku kembali. Begitu riang dan bersahabat, dengan pakaian yang senada mencirikan kesamaan idealis yang dipakainya.

Begitu banyak kenangan terlintas disana, dengan baju kebesaran yang tersandang membuat sebuah kebanggaan dan semangat dalam melakukan aktifitas. Beriring bersama melantukan lagu perjuangan dalam mewujudkan keinginan yang satu.

Namun semua hanyalah kenangan masa lalu yang tergelincir seiring terbenamnya matahari, walau begitu semangat dan rasa itu masih tetap terbawa dan tertanam dalam setiap jejak langkah yang terbawakan.

Saat ini terasa berada dalam sebuah negeri asing, dengan warna yang berbeda-beda. Terlihat samar warna itu kian memudar, tergantikan berribu warna yang saling berlomba memancarkan sinar yang membias. Coba untuk bertahan dengan sinar yang meredup, namun mampu menembus benteng terkuat di masanya.

Sampai kapan akan terus bertahan hanya untuk sebuah rasa tanggung jawab, bila tak lagi bayang-bayang itu terbawa. Hampa dan penat menggelayuti suasana hati saat tak lagi ada yang seirama dan sehati.Berjuang seorang diri mempertahankan keinginan para pendahulu yang satu persatu hilang tak menentu.

Ada waktu untuk bersama, ada masa untuk berkelana tak mungkin berhenti untuk sebuah perjalanan. Ada batas sebuah persinggahan yang dihampirinya untuk ikut memberikan nuansa yang berbeda. Walau tak akan mampu lama bertahan namun mapu memberikan senyum dan rasa bangga.

Perjalanan masih harus melalui terminal-terminal kehidupan yang antri menunggu untuk disinggahi, banyak sudah perbekalan yang terbawa melengkapi dan mengiringi sisa langkah kaki menuju arah yang dilaluinya untuk menemukan sebuah terminal baru yang layak disinggahi.

by. pendakierror@yahoo.com

Read More..

Misteri Gunung Ciremei

Tempat - tempat yang kebetulan menjadi pos tetapi mempunyai nuansa mistik teramat kuat. Uniknya, tiap - tiap nama pos mempunyai latar belakang tersendiri serta berbeda antar satu dengan lainnya. Di antaranya adalah blok kuburan kuda. Di areal ini konon terdapat kuburan kuda milik tentara jepang. Kuda tersebut , biasa dipergunakan oleh para kempetai untuk mengontrol para pekerja rodi yang menanam kopi. Dan kuburan yang terletak di sebelah barat jalur pendakian, sampai sekarang masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas.

Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.

Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.

Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.

Read More..

Design by Kingdom of Heaven