Gunung Slamet jalur Baturaden
Setelah rencana ke Semeru, Gede/Pangrango gagal karena di tutup, dan Planing ke Merbabu juga batal karena Hendri gak dapet cuti akhirnya saya berdua dengan soulmate bersepakat untuk menjajal gunung Slamet. Setelah browsing di putuskan kami mau naik ke Gunung Slamet jalur Guci. Dengan kendaraan pribadi kami berangkat jam 5 pagi langsung lewat Pantura, kondisi jalan relatif lancar. Setelah melewati kota Brebes kami belok kanan ke arah purwokerto,
disinilah letak kesalahannya ternyata Guci ada di daerah Tegal :p akhirnya kami memutuskan untuk mencoba jalur lain, yaitu jalur Batu Raden yg sudah di depan mata.
Sampai di Batu Raden sekitar 2.30 sore, di pos tiketing Lokawisata Baturaden saya sempat bertanya kepada petugas yg seperti kebingungan pas saya bilang mau mendaki gunung Slamet, mereka mengarahkan saya ke jalur pendakian utama Bambangan, tapi karena yakin kami bisa mendaki lewat Batu Raden, akhirnya si petugas memberi satu nama: Pak Taryono tukang kembang yg biasa mengantar pendaki ke Puncak.
Sampai di Lokawisata kami mencoba menghubungi petugas lagi yg di jawab senada pendakian lewat jalur Batu Raden terjal dan sangat berat silahkan lewat jalur Bambangan. Wah gawat nih ! akhirnya kami tanya tukang parkir dan bertemu dengan Pak Taryono. Setelah ngobrol sebentar, pak Taryono menelpon anaknya yg juga biasa mengantar pendaki ke Puncak Slamet lewat Baturaden, setelah mendapatkan penginapan, tidak berapa lama Wondo sang pemandu
merangkap porter datang. Dia menjelaskan secara umum kondisi jalur pendakian pantangan pantangan dan setelah nego sedikit Wondo bersepakat mengantar kami dengan Rp. 250 ribu untuk 3 hari pendakian di Slamet.
Besok paginya jam 05.45 Wondo datang membawa seorang teman, Slamet namanya. Jadi dengan jasa Rp. 250.000,- kami dapat 2 orang porter ! asiikk hitung hitung sehari kami cuma bayar 40 ribuan :D enaknya lagi logistik dan rokok mereka bawa sendiri :). Setelah repacking, tepat pukul 06.15 kami masuk ke gerbang Lokawisata Batu Raden, membayar tiket masing masing Rp. 5.000,- dan mulailah kita mendaki.
Sekedar informasi Baturaden itu berada di ketinggian sekitar 600 dpl sementara puncak Slamet tingginya 3428 dpl, pendakian memang membutuhkan fisik prima disini. Target kami hari itu adalah Plawangan di ketinggian 3000an dpl yg untuk kondisi normal dapat di tempuh dalam waktu 11-12 jam.
2 jam pendakian jalur masih sangat bersahabat jam 9.30 kami sudah sampai di pos 2 dan bikin teh panas, mata air ada di pos 2, pos bayangan 3 dan Plawangan(hanya pada saat musim hujan). Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan lagi, pos 2 ke pos tiga perjalanan cukup lama di tambah lagi kondisi trek sudah mulai menanjak dengan jalur yg lembab dengan banyak sekali pacet, sebentar sebentar kami musti mengecek kaki dan sepatu karena pacet pacet pasti sudah nempel disana. Untuk mengatas pacet kami mengoleskan anti nyamuk.
Jam 12.30 kami tiba di pos bayangan 3 harusnya disini ada sumber mata air tapi setelah pemandu kami mengecek ternyata sumber mata air kering ! waduhhh mana air kami hanya tinggal 1.5 liter akhirnya setelah beristirahat sejenak kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan yg sepertinya tambah berat. Jam 13.30 kami tiba di pos 3, pos 3 menuju pos 4 kita menemukan tanjakan 'njelehi' yg artinya tanjakan ngebosenin, fuihh ini sepertinya memang trek terberat di gunung Slamet. akhirnya kami tiba di pos 4 pukul 4 sore. Di pos 4 kondisinya kering dan berangin kencang, udara juga sangat dingin. Kami memutuskan untuk berkemah disini dan melanjutkan ke Plawangan esok harinya. Setelah buka tenda, goreng daging asap plus pisang goreng, akhirnya kami terlelap di pos 4. Esok paginya pukul 7.30 kami bongkar tenda dan melanjutkan perjalanan ke Plawangan yg merupakan batas vegetasi di gunung Slamet. Jalur dari Pos 4 ke Plawangan tidak kalah menantang, jalur terus menanjak dan banyak pohon tumbang, repot sekali kalo kita bawa carier yg tinggi karena musti merangkak rangkak untung pacet sudah tidak ada di jalur ini. Sebelum Plawangan kita akan menemukan padang rumput yg tidak seperti padang, sebenarnya ini adalah bukit yg banyak di tumbuhi rumput liar, dari sini puncak Slamet terlihat sangat jelas dan errr masih sangat tinggi :p. pukul 10.30 kami tiba di Plawangan para porter langsung sigap mencari air dan kayu bakar sementara kami mendirikan tenda. Angin sangat kencang bertiup. Untungnya Wondo dan Slamet berhasil mendapatkan air dari mata air rahasia mereka kalo enggak kami akan terpaksa turun lagi tanpa muncak ke pos
2 hari itu juga !
Hari ke- dua pendakian banyak di isi dengan leyeh leyeh dan foto foto disamping masak masak dengan Trangia baru :) sore harinya kami naik sedikit ke areal berbatu untuk melihat sunset yg indah, sayangnya langit tidak terlalu bersih sore itu, jadinya pelabuhan Cilacap, kota Purwokerto dan laut tidak nampak dengan jelas, ahh tapi foto foto narsis tertap berjalan sesai
rencana :D.
Hari ke- 3 pagi buta jam 04.00 kami sudah bangun, masak air dan bersiap muncak angin sangat kencang dan datang dari puncak gunung, langsung menerpa muka kami, kami terus berusaha bertahan, trek berkerikil dan naik tajam ditambah oksigen yg tipis membuat perjalanan menjadi semakin susah. 45 menit menjelang puncak kami putuskan untuk berhenti, kondisi tidak memungkinkan angin membawa asap belerang terus menerus terhirup oleh kami membuat penapasan terasa sesak dan telinga seperti mau pecah. Hidung juga sudah mulai mengeluarkan darah kental. Akhirnya kami turun lagi ke Plawangan dan beristirahat sebelum kemudian turun lagi menuju ke Lokawisata Baturaden. Sore hari pukul 4.30 kami tiba di Baturaden dan langsung menuju Pancuran Tiga tempat mata air panas berada, acara selanjutnya adalah berendam di air panas untuk melemaskan otot otot yg kaku.
Kesimpulan:
-Buat yg belum pernah mendaki Slamet lewat Baturaden, ini adalah jalur yg cukup menantang dan perlu di coba, disarankan membawa pemandu atau orang yg pernah mendaki lwt jalur ini, banyak cabang cabang pencari burung yg bisa membuat tersesat di sepanjang perjalanan.
-Waktu pendakian disarankan dimulai jam 05.00 pagi supaya bisa tiba di plawangan sekitar jam 5-6 sore
-Pada musim kemarau siapkan air yg banyak di pos 2
-Buat yg mau menginap dulu, sebelum mendaki banyak terdapat penginapan di sekitar Baturaden ratenya mulai 60 ribu per kamar
-Logistik bisa di dapatkan dengan mudah di warung warung sekitar Baturaden
-Tarif pemandu/poster adalah 250 ribu untuk 1 kali pendakian dengan 2 orang porter
- Porter yg saya rekomendasikan adalah Wondo (0813 9156 9356 atau 0888 2680 597)
disinilah letak kesalahannya ternyata Guci ada di daerah Tegal :p akhirnya kami memutuskan untuk mencoba jalur lain, yaitu jalur Batu Raden yg sudah di depan mata.
Sampai di Batu Raden sekitar 2.30 sore, di pos tiketing Lokawisata Baturaden saya sempat bertanya kepada petugas yg seperti kebingungan pas saya bilang mau mendaki gunung Slamet, mereka mengarahkan saya ke jalur pendakian utama Bambangan, tapi karena yakin kami bisa mendaki lewat Batu Raden, akhirnya si petugas memberi satu nama: Pak Taryono tukang kembang yg biasa mengantar pendaki ke Puncak.
Sampai di Lokawisata kami mencoba menghubungi petugas lagi yg di jawab senada pendakian lewat jalur Batu Raden terjal dan sangat berat silahkan lewat jalur Bambangan. Wah gawat nih ! akhirnya kami tanya tukang parkir dan bertemu dengan Pak Taryono. Setelah ngobrol sebentar, pak Taryono menelpon anaknya yg juga biasa mengantar pendaki ke Puncak Slamet lewat Baturaden, setelah mendapatkan penginapan, tidak berapa lama Wondo sang pemandu
merangkap porter datang. Dia menjelaskan secara umum kondisi jalur pendakian pantangan pantangan dan setelah nego sedikit Wondo bersepakat mengantar kami dengan Rp. 250 ribu untuk 3 hari pendakian di Slamet.
Besok paginya jam 05.45 Wondo datang membawa seorang teman, Slamet namanya. Jadi dengan jasa Rp. 250.000,- kami dapat 2 orang porter ! asiikk hitung hitung sehari kami cuma bayar 40 ribuan :D enaknya lagi logistik dan rokok mereka bawa sendiri :). Setelah repacking, tepat pukul 06.15 kami masuk ke gerbang Lokawisata Batu Raden, membayar tiket masing masing Rp. 5.000,- dan mulailah kita mendaki.
Sekedar informasi Baturaden itu berada di ketinggian sekitar 600 dpl sementara puncak Slamet tingginya 3428 dpl, pendakian memang membutuhkan fisik prima disini. Target kami hari itu adalah Plawangan di ketinggian 3000an dpl yg untuk kondisi normal dapat di tempuh dalam waktu 11-12 jam.
2 jam pendakian jalur masih sangat bersahabat jam 9.30 kami sudah sampai di pos 2 dan bikin teh panas, mata air ada di pos 2, pos bayangan 3 dan Plawangan(hanya pada saat musim hujan). Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan lagi, pos 2 ke pos tiga perjalanan cukup lama di tambah lagi kondisi trek sudah mulai menanjak dengan jalur yg lembab dengan banyak sekali pacet, sebentar sebentar kami musti mengecek kaki dan sepatu karena pacet pacet pasti sudah nempel disana. Untuk mengatas pacet kami mengoleskan anti nyamuk.
Jam 12.30 kami tiba di pos bayangan 3 harusnya disini ada sumber mata air tapi setelah pemandu kami mengecek ternyata sumber mata air kering ! waduhhh mana air kami hanya tinggal 1.5 liter akhirnya setelah beristirahat sejenak kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan yg sepertinya tambah berat. Jam 13.30 kami tiba di pos 3, pos 3 menuju pos 4 kita menemukan tanjakan 'njelehi' yg artinya tanjakan ngebosenin, fuihh ini sepertinya memang trek terberat di gunung Slamet. akhirnya kami tiba di pos 4 pukul 4 sore. Di pos 4 kondisinya kering dan berangin kencang, udara juga sangat dingin. Kami memutuskan untuk berkemah disini dan melanjutkan ke Plawangan esok harinya. Setelah buka tenda, goreng daging asap plus pisang goreng, akhirnya kami terlelap di pos 4. Esok paginya pukul 7.30 kami bongkar tenda dan melanjutkan perjalanan ke Plawangan yg merupakan batas vegetasi di gunung Slamet. Jalur dari Pos 4 ke Plawangan tidak kalah menantang, jalur terus menanjak dan banyak pohon tumbang, repot sekali kalo kita bawa carier yg tinggi karena musti merangkak rangkak untung pacet sudah tidak ada di jalur ini. Sebelum Plawangan kita akan menemukan padang rumput yg tidak seperti padang, sebenarnya ini adalah bukit yg banyak di tumbuhi rumput liar, dari sini puncak Slamet terlihat sangat jelas dan errr masih sangat tinggi :p. pukul 10.30 kami tiba di Plawangan para porter langsung sigap mencari air dan kayu bakar sementara kami mendirikan tenda. Angin sangat kencang bertiup. Untungnya Wondo dan Slamet berhasil mendapatkan air dari mata air rahasia mereka kalo enggak kami akan terpaksa turun lagi tanpa muncak ke pos
2 hari itu juga !
Hari ke- dua pendakian banyak di isi dengan leyeh leyeh dan foto foto disamping masak masak dengan Trangia baru :) sore harinya kami naik sedikit ke areal berbatu untuk melihat sunset yg indah, sayangnya langit tidak terlalu bersih sore itu, jadinya pelabuhan Cilacap, kota Purwokerto dan laut tidak nampak dengan jelas, ahh tapi foto foto narsis tertap berjalan sesai
rencana :D.
Hari ke- 3 pagi buta jam 04.00 kami sudah bangun, masak air dan bersiap muncak angin sangat kencang dan datang dari puncak gunung, langsung menerpa muka kami, kami terus berusaha bertahan, trek berkerikil dan naik tajam ditambah oksigen yg tipis membuat perjalanan menjadi semakin susah. 45 menit menjelang puncak kami putuskan untuk berhenti, kondisi tidak memungkinkan angin membawa asap belerang terus menerus terhirup oleh kami membuat penapasan terasa sesak dan telinga seperti mau pecah. Hidung juga sudah mulai mengeluarkan darah kental. Akhirnya kami turun lagi ke Plawangan dan beristirahat sebelum kemudian turun lagi menuju ke Lokawisata Baturaden. Sore hari pukul 4.30 kami tiba di Baturaden dan langsung menuju Pancuran Tiga tempat mata air panas berada, acara selanjutnya adalah berendam di air panas untuk melemaskan otot otot yg kaku.
Kesimpulan:
-Buat yg belum pernah mendaki Slamet lewat Baturaden, ini adalah jalur yg cukup menantang dan perlu di coba, disarankan membawa pemandu atau orang yg pernah mendaki lwt jalur ini, banyak cabang cabang pencari burung yg bisa membuat tersesat di sepanjang perjalanan.
-Waktu pendakian disarankan dimulai jam 05.00 pagi supaya bisa tiba di plawangan sekitar jam 5-6 sore
-Pada musim kemarau siapkan air yg banyak di pos 2
-Buat yg mau menginap dulu, sebelum mendaki banyak terdapat penginapan di sekitar Baturaden ratenya mulai 60 ribu per kamar
-Logistik bisa di dapatkan dengan mudah di warung warung sekitar Baturaden
-Tarif pemandu/poster adalah 250 ribu untuk 1 kali pendakian dengan 2 orang porter
- Porter yg saya rekomendasikan adalah Wondo (0813 9156 9356 atau 0888 2680 597)
by.Way / (aku.way@gmail.com)
30 komentar:
aku kemaren senin tgl 26 januari 2009 juga baru dari slamet dan jalur pendakian lewat bambangan, uuuuuuuuh dari base camp sampe pos 2 memang berat ya, tapi setelah mendaki beberapa pos lumayan deh, apalagi setelah sampe puncak! semua lelah yang terasa dari base camp hilang! kemaren waktu mau turun rencana mau lewat baturaden tapi dilarang ma teman teman pendaki dari daerah lain, karena jalur baturaden cukup terjal dan masih banyak binatang buas, pa lagi kemaren dari temen UGM belum ditemukan sampe sekrang, jadi yaaaaa tidak berani lewat jalur baturaden!
speed, mau tanya...
sekarang berapa yaa tarif angkutan dari term. purwokerto ke bobot sari, dan angkutan desa yang membawa kita ke desa terakhir bila melalui jalur bambangan?
Saya tinggal di bobotsari n mantan aktivis di MAPALA TUNAS PATRIA JOGJAKATA. So untuk teman-teman yang mo daki G Slamet lwt jalur bambangan n butuh bantuan jangan segan-segan call saya di 082 892 896 989.
coba gunung tersulit sulawesi selatan call me ya 085299960666
to Speed...
thanks udah share informasi... menang banyak jalur alternatif yg kita gunakan... tapi lebih baik pilih jalur yg sering digunakan..
to mitra save...
salam kenal dari eagle...so pasti sobat salam lestari...
to gunung....
thanks infonya ...salam lestari
terimakasih buat saudara2 yang dah kasih kabar..
itu berguna bgt bwt saya,soalnya saya berencana untuk mendaki gn slamet th ini..
kami dari Politeknik Negeri Jakarta tapi bukanlah MApala hanya PAPEN(para pendaki)
bwt saudar Mitra nanti klo butuh bantuan saya akan menghubungi anda
Hmm,dengar kabar Desember 2010 ini akan diadakan pendakian massal Gunung Slamet via Baturaden ya?
bagi yang tahu infonya jangan lupa bagi2 ya..
Keep in touch ya..
Sampai jumpa di medan alam nan Fantastic..
Lam kenal Latif Pasuruan n_n
Sy rencana mau ke slamet sekitar agustus mohon info transpotasi dari purwokerto ke bambangan..danang balikpapan
tanggal 28/3/2011.pukul 23.30kita mulai naik gunung slamet via baturaden ..,pengalaman yang didapatbenar2 luar biasa..,kita tersesat selama 3 hari..,setelah sampe puncak kami dihadang oleh badai..,nah itu yang membuat kami tersesat karena jalan turun tidak kelihatan karena jarak pandang hanya 2 meter dan tidak ada tanda2 sperti halnya di jalur bambangan yang banyak smpah dan coretan. 3hari kita survival di ketinggian 3000meter hanya makan margaringula pasir dan terus berjalan sampe akhirnya kita temukan jalur bambamngan. Subhanallah kami sujud syukur .Hanya atas pertolongannya kami bisa selamat. Mungkin karena nama gunung nya juga slamet itu yang memotivasi kami untuk terus bertahan.6hari yang sangat istimewa dalam hidupku itu. banyak pelajaran yang dipetik...,Namun satu halyang aku petik bahwa Allah Maha Penolong kepada Hambanya.,namun sebagai hamba-Nya kita tetap harus berusaha untuk merubah nasib diri sendiri. Wassalam...,
salam rimba skdar bagi info. .bagi yg brminat untk mlakukan pendakian gunung slamet masal lewat jalur baturraden. .biasa'a tiap tahun d adakan pda bulan suro kalender jawa dalam rangka grebeg suro yg berpusat d lokawisata baturraden,ada jg ksnian trdisional'a jg. .
rencana saya kesini tanggal 13 besok, semoga lancar :)
Kalau ada yang mau mendaki via jalur Baturraden Jangan segan2...unuk mampir... 085741156660
kaya nya seru juga nih kalo mendaki gunung slamet...
pendakian yang seru yah...
kapan-kapan mau nyoba ah...
jadi pengin nioh ndaki gunung slamet...
seneng nya mendaki gunung yah gan??
soal nya postingan nya banyak nya tentang pendakian...
kapan2 naik lagi man!!
Ne gw anak asli bambangan,
aremba pala!!
sniper gin mau mampir jg k gn.slamet oktober pertengahan....salam rimba
EKSPLORE INDONESIA - Obyek wisata Baturaden memang tepat untuk pilihan wisata keluarga, disamping banyak tawaran yang menarik, fasilitas yang ada sangat lengkap.
Silahkan teman-teman pendaki mencoba jalur baru yang dibuka oleh seorang professional, masuknya dari BAF (Baturraden Adventure Forest) - 1km setelah wanawisata Baturraden. Disana juga banyak pemandu dan porter yang siap membantu. Awal Agustus lalu sudah dibuktikan oleh tema-teman Mapala UI. Salam Rimba.
saya dan teman-teman dari Geografi UI angkatan 2010 berencana mendaki gunung slamet pada tanggal 30 Januari 2012 lewat jalur Bambangan-Guci atau Bambangan-bambangan. nah, kalo bulan januari gitu sering terjadi badai atau engga sih? terus waktunya tepat ga buat melakukan pendakian? tolong informasinnya....makasih
boleh tau apa wondo yang dimaksud adalah wondo yg kurus tinggi keriting bermata agak sipit? saya dulu sempat kerja bareng wondo yg berasal dr baturaden tapi kehilangan kontak, kalo benar wondo yg saya maksud, masih aktif kah nomor hp yg ada di atas? tengkyu
Anonim Geografi 2010, Dari Oktober-April adalah musim hujan. Jadi saya sarankan untuk semuanya, sebaiknya pendakian ke Gunung Slamet pada bulan Juni-September. Memang musim kemarau dan gak ada air, tapi ini yang terbaik. Saya telah 3 kali mendaki sampai Ke kawah dengan rute dari Bambangan, Bobotsari, Purbalingga. Saran saya lakukan pendakian pada tanggal 14-18 Agustus, ini sangat tepat dengan momentum kebanyakan pendakian ke G.Slamet. Rute dari Terminal Purwokerto naik Bis tujuan Bobotsari. Ato dari Pemalang-Bobotsari.
salam rimba,,,
kalau untuk pemula baiknya lewat jalur mana? dan apa hrus menggunakan pemandu? trim
saya orang margasari-tegal tinggal di jakarta, tapi belum pernh naik gunung slamet, padahal saya suka naik gunung seperti gunung gede-pangrango, gunung-gunung di bandung dan juga gunung ciremai, pengin juga naik gunung slamet, kalo mau naik hubungi aku 087730082247
salam lestari..
saya dan 16 rekan saya anggota baru KMPA FISIP UNSOED rencananya akan melakukan pendakian wajib ke gunung slamet nih sekitar akhir desember 2013 atau awal januari 2014.
kegiatan PW ini sebagai hadiah buat para anggota baru KMPA setelah lulus diksar,dan nantinya akan ditemani 2 atau 3 kakaks-kakaks anggota senior yang udah sering naik ke slamet.
Kita sendiri masih merundingkan nih jalur mana yang sebaiknya dipakai, lewt bambangan atau baturaden? sbagian anggota ingn lwt baturaden karna lbh dkt dari purwokerto (lokasi kampus, sekre kmpa dan tmpat tinggal anggota)dan katanya viewnya bagus bgt. tapi beberapa msh ragu buat lwt baturaden karna treknya yg terjal n curam sdgkn kita banyak yg msh pemula.
mnta pndapat dong, baiknya lwt jalur mana ?
kabar batu raden gimana ya masih bagus nggak wisatanya apa sudah hancur ya..........
Wahhh mantap gan.. jadi kangen gunung slamet.. salam kenal gan dari maszal pemalang adventure... jangan lupa mampir ke blog saya juga ya gan
Matab gan , bisa lewat jalur ini
Boleh di coba nih gan
Posting Komentar