Masuk Pintu Mereka, Keluar Pintu Kita

Apa yang perlu dilakukan untuk mencintai alam ? Kita perlu menjadi seperti alam. Pertama-tama, dekati dan kenali alam. Belajar dari alam dan menjadi seperti alam yang adalah: lembut, organis, tenang, kreatif, mengalir dan spontan, tanpa usaha dan esktrimitas sehingga titik keseimbangan tercapai. Dengan menjadi seperti alam, anda akan merasa lebih tenang, damai, seimbang, dan dibimbing oleh unsur-unsur dalam alam, seperti burung berkicau, angin berhembus, air mengalir, dan kabut menyelimuti. Karenanya pula, anda sampai ke puncak tujuan dan menjadi lebih berkawan dan bersahabat dengan alam.

Untuk mengajak orang muda untuk mencintai alam, apalagi orang muda yang jauh kehidupannya dari alam liar (katakan saja anak kota dan anak rumahan), kadang kita perlu menjadi seperti orang muda dan mencari cara-cara yang mereka senangi dulu. Masuk pintu mereka, sesudahnya baru membawa mereka pergi keluar dengan pintu kita.

Masuk pintu mereka, keluar pintu kita adalah sebuah ungkapan yang menunjukkan sikap fleksibilitas, keluwesan dalam bertindak, dan kelembutan menggunakan berbagai macam cara, namun tetap tegas dan kuat prinsip. Tegas dalam prinsip dan lembut dalam cara.

Perjuangan demi kelestarian lingkungan membutuhkan banyak pendukung. Masing-masing komunitas dan orang perlu membentuk jaringan dan gerakan bersama yang berskala global. Tidak bekerja sendiri-sendiri. Perjuangan demi kelestarian lingkungan membutuhkan kerjasama. Karena itu kita membutuhkan tenaga-tenaga baru. Kita butuh pendukung-pendukung baru. Mengubah para perusak alam menjadi para pemerhati lingkungan.

Kita membutuhkan orang-orang muda yang energik, idealis, dan bersemangat.

Merubah mereka dari bukan pecinta lingkungan menjadi pecinta lingkungan. Mengajak mereka belajar menembus batas-batas yang mereka pikir tidak bisa dilewati. Mengajak mereka mengalami pengalaman eksistensial bersentuhan dengan kedalaman diri dan pusat semesta.

Kita perlu pula membentuk komunitas-komunitas baru dengan visi yang sama seperti sudah banyak dilakukan dari antara kita. Baik di kantor, di lingkungan rumah, di sekolah, dan dimana pun kita berada, kita bergerak untuk mengumpulkan para petualang dan pembela lingkungan baru.

Masuk Pintu mereka, keluar pintu kita

Mereka yang suka jalan-jalan, kita ajak untuk berjalan-jalan, touring, backpacking, travelling dan pergi ke tempat-tempat wisata yang harus kita perjuangkan keindahannya.
Mereka yang suka fotografi, kita dorong untuk hunting ke tempat-tempat alami baru, dan minta mereka untuk mempublikasikan hasil karya mereka.
Mereka yang suka bergaya hidup sehat, kita provokasi untuk pergi berolahraga di alam bebas: hiking, trekking, dll.
Mereka yang beridealisme tinggi, kita dukung untuk mendaki puncak-puncak tertinggi di Indonesia ini.
Mereka yang adalah pemuja pengalaman dan suka ekplore, kita doktrin untuk pergi ke ke pulau-pulau dengan budaya-budaya baru.
Mereka yang ingin cari jodoh, kita ajak untuk masuk ke komunitas kita masing-masing dan berjumpa dengan banyak kawan.
Mereka yang ingin berbuat sesuatu yang lebih bermakna, kita ajak untuk berkampanye lingkungan.

Sesudah kita masuk melalui pintu mereka, barulah kita ajak mereka keluar pintu kita dengan menjadikan mereka para penggiat kegiatan alam baru, para pembela alam baru, para aktifis dan para pemerhati lingkungan baru; yang karena bersentuhan dengan alam liar, yang karena terbuka horison dan kapasitasnya, yang karena kecanduan adrenalin, yang karena terpesona oleh ketenangan dan keindahan alam, yang karena terselamatkan oleh unsur alam, lalu menjadi tersentuh dan siap mati untuk mempertahankannya dan memperjuangkannya dari kerusakan dan ketidakseimbangan.

Banyak orang muda yang memiliki modal dan bersemangat untuk hal ini. Ini saatnya untuk bekerja keras, dan lebih berkorban meluangkan waktu dan tenaga kita, bahkan uang kita untuk 'masuk pintu mereka dan keluar pintu kita.'

Apa pun yang terjadi, jangan biarkan kita 'masuk pintu mereka, dan pada akhirnya keluar pintu mereka juga.' Itu artinya kita gagal membawa mereka untuk memeluk prinsip, visi dan misi yang kita pegang dan idealkan bisa mengarahkan kita kepada perjuangan global demi kelestarian lingkungan. Kita bisa luwes dengan menggunakan berbagai macam cara, tetapi jangan sampai kalah dalam ketetapan pada prinsip dan visi/misi.

Read More..

Manajemen Perjalanan

1. Be Prepared:
Pastikan anda siap secara mental dan fisik, sebelum mulai menyiapkan suatu petualangan.

2. Check List :
Sebelum ekspedisi tanya diri anda sendiri: Berapa lama anda akan pergi? Berapa banyak makanan dan air yang harus dibawa? Apakah saya membawa pakaian atau sepatu yang cocok dengan cuaca? Apakah saya harus membawa cadangan? Peralatan khusus apa yang harus saya bawa? Obat-obatan/ peralatan medis seperti apa yang cocok?

3. Health Checks :
Periksa kesehatan badan dan gigi anda secara menyeluruh. Pastikan anda sudah mendapat suntikan yang diperlukan sesuai dengan medan petualangan (tetanus, malaria, dll). Bawa peralatan medis sesuai kebutuhan anda dan kelompok.

4. Expedisi Kelompok :
Sosialisasikan beberapa poin ini kepada setiap anggota, yakni : sangat mungkin untuk meninggalkan dan memisahkan seseorang yang tidak sehat dari kelompok; ketika dalam perjalanan akan ada kesempatan untuk berhenti dan berdiskusi secara rutin mengenai rencana, pembagian tugas dan tanggungjawab (siapa mengurus P3K, tukang masak, supir, navigator, dll). Pastikan setiap orang sebelumnya sudah terbiasa dengan perlengkapan yang dibawanya sendiri.

5. Penelitian:
Semakin detail pengetahuan anda mengenai medan dan orang-orang, semakin besar peluang anda untuk survive. Pelajari peta, iklim, cuaca, arah sungai dan kecepatannya, tinggi gunung/bukit, jenis tumbuhan dan binatang yang mungkin akan ditemui.

6. Planning/Perencanaa :
Bagi perjalanan menjadi 3 tahap: Perjalanan menuju tujuan; Ketika sudah sampai di tujuan; Perjalanan pulang. Jelaskan tujuan setiap tahap dan pasang target waktu. Rencanakan langkah-langkah ketika dalam situasi mendesak (kendaraan rusak, sakit, terluka, evakuasi). Hindarkan rencana ambisius yang bisa mempengaruhi kesalahan penilaian dan pembuatan keputusan. Memeriksa sumber mata air (akan menentukan rute perjalanan anda). Selalu pastikan orang lain/polisi/ kawan di base camp tahu apa yang anda rencanakan dan selalu informasikan perubahan-perubahan dalam rencana. (waktu berangkat, waktu sampai).

7. Plan B:
Rencana cadangan: persiapkan rencana dan antisipasi jika sesuatu tidak berjalan dengan baik. Cuaca memburuk, kendaraan rusak, salah satu anggota terpisah dari kelompok? bagaimana jika ada yang sakit? bagaimana menemukan yang hilang?

Sumber : SAS Survival Guide, John Wiseman, HarperCollins Publisher, 1993

Read More..

Binatang Sebagai Tanda-Tanda Adanya Air

Mamalia

Kebanyakan mamalia membutuhkan air secara teratur. Binatang pemakan rumput biasanya tidak pernah jauh dari air karena mereka butuh minum pada saat matahari terbit dan terbenam. Mengikuti jejak mereka bisa membawa anda ke sumber air. Binatang pemakan daging bukan indikasi air yang baik, karena mereka mendapatkan air kebanyakan dari mangsa mereka.

Burung

Pemakan benih seperti burung gereja dan burung merpati tidak pernah jauh dari air dan biasa minum pada saat matahari terbit dan terbenam. Ketika mereka terbang rendah dan lurus mereka biasanya menuju ke sumber air. Jika kembali dari sumber air, mereka terbang hingga dari satu pohon ke pohon lain untuk beristirahat. Burung yang hidup di kawasan air atau burung pemangsa tidak sering minum, maka bukan indikasi baik dari keberadaan air.

Serangga

Lebah biasanya indikasi yang baik. Mereka terbang paling jauh 6,5 km dari sarang mereka. Semut sangat tergantung kepada air. Sekelompok semut berbaris menuju pohon sangat mungkin pergi ke tempat ada air yang terperangkap dalam lubang di dpohon. Kebanyakan lalat tidak pernah jauh dari 90 meter dari air.

Reptil

Mereka mengumpulkan cairan dari embun dan mangsa mereka. Mereka bukan indikasi yang baik.

Manusia

Jejak biasanya mengarah kepada sumur, lubang, atau penampungan. Penampungan itu bisa jadi ditutupi oleh sesuatu untuk mencegah penguapan. Angkat penutupnya untuk mendapatkan air.



Sumber: GEM SAS SURVIVAL GUIDE

Read More..

Polusi Bikin Bunga Tak Wangi

Puas-puaskan mencium wangi bunga mawar atau melati karena tak lama lagi mungkin akan hilang selamanya. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan di AS menunjukkan bahwa peningkatan polusi udara menurunkan wangi bunga hingga 90 persen.

Jika tren peningkatan polusi tidak dapat dihentikan, tidak hanya manusia yang dirugikan. Hal tersebut juga merugikan tumbuhan bunga itu sendiri maupun serangga yang bisa membantu penyerbukannya.

"Banyak serangga menemukan bunga dengan mendeteksi bau yang dihasilkan bunga tersebut," ujar Jose D Fuentes, pakar lingkungan dari Universitas Virginia, Charlottesville, AS. Perubahan pada wangi bunga akan mengganggu simbiosis mutualisme antara serangga yang mencari nektar dari bunga dan secara bersamaan membantu penyerbukan.

Disebabkan ozon

Penyebab berkurangnya wangi bunga pada dasarnya bukan karena berkurangnya produksi senyawa aromatik yang dihasilkan bunga. Namun, karena perubahan lingkungan di sekitarnya yang membuat wangi bunga tak tahan lama.

Wangi bunga berasal dari molekul-molekul ringan yang mudah menguap. Senyawa ini ternyata diketahui mudah berikatan dengan ozon yang ada di dekat permukaan tanah. Ikatan itulah yang membuat wangi hilang.

Padahal, semakin besar polusi udara, semakin besar kadar ozon di kawasan tersebut. Ozon juga memiliki sifat beracun dan jika dihirup langsung dalam jumlah besar bisa membahayakan kesehatan manusia. Akibat banyaknya ozon, wangi bunga semakin mudah hilang karena tidak sempat mengalir jauh tertiup angin.

Hasil pengukuran menunjukkan pada pertengahan abad ke-19, molekul-molekul aromatik bunga dapat mengalir antara 1.000-1200 meter. Saat ini, wangi bunga hanya dapat mengalir paling jauh 300 meter saja.

"Banyak sekali kendaraan yang mengeluarkan nitrogen oksida. Saat gas tersebut terpapar cahaya Matahari akan bereaksi menjadi molekul-molekul ozon, salah satu polutan utama di AS timur, terutama saat musim panas," ujar Fuentes. Ia melaporkan temuannya dalam Journal Atmospheric Environment edisi terbaru.

Hal inilah yang diperkirakan menjadi penyebab turunnya populasi lebah di berbagai belahan dunia. Dalam beberapa musim terakhir, lahan pertaian bunga di AS juga sepi didatangi lebah

Source : Harian Kompas

Read More..

Empati kita diuji

Setiap kali hendak pergi mendaki gunung, saya dan teman-teman sering merasa tertantang.. .Mengapa? karena kami hendak meninggalkan kenyamanan yang ada di kota..kami akan pergi jauh dari rumah.Ada hal yang menarik disini, naik angkutan umum, berdesak-desakan dengan para penumpang lain,tidak jarang harus berdiri berjam-jam dan pindah dari satu bus ke bus yang lain.lalu sampai di daerah pedesaan, harus menumpang pick up dan duduk bersama dengan ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar...sesampai di desa, kami berjumpa dengan orang-orang desa, para petani, pengangkut kayu, atau para penambang, yang dengan ramah menyapa kami...dari pengalaman seperti inilah, refleksi mengenai keberpihakan kepada mereka yang 'miskin' akan saya awali..

Kemiskinan dan kerusakan ada di mana-mana..hal ini menjadi tanda bahwa ada banyak hal yang harus kita benahi bersama. Tanda bahwa apa yang diciptakan Tuhan baik adanya, telah dirusakkan.. .tanda pula bahwa Tuhan sampai dengan saat ini masih terus bekerja demi kebaikan ciptaan-Nya. ..

Siapakah mereka yang 'miskin'? Mereka yang miskin adalah yang tidak diperhatikan, kaum minoritas, yang seringkali kalah, atau menjadi korban dari penindasan dan system, banyak dari mereka yang harus berjuang untuk bisa makan paling tidak dua kali sehari..Mereka ini adalah para penumpang yang kami jumpai di dalam bus..mereka ini adalah para petani, ibu-ibu penjual sayur, pengangkut kayu dan para penambang.mereka ini adalah Bumi yang kita tempati dan ekploitasi secara tidak bijak..

Jika suatu saat anda sempat membaca Koran, khususnya mengenai bencana-bencana, mungkin anda akan terhenyak seperti saya, TERNYATA, banyak dari mereka yang menjadi korban adalah mereka yang 'miskin': yang tinggal di pinggir sungai, di pinggir rel kereta api, atau di daerah-daerah rawan longsor..realitas ini sekali lagi, harus menjadi pendorong agar usaha dan arah hidup kita perlu diarahkan kepada mereka yang lemah.. keberpihakkan dan kepada mereka yang 'miskin' dan solidaritas harus dibangun dalam hati..Tidak cukup hanya kata-kata, tetapi cinta harus terwujud pula dalam tindakan nyata kepada mereka yang miskin..

Semangat Keberpihakan dan Solidaritas ini dibentuk melalui persentuhan dengan mereka yang sakit. perjumpaan dengan mereka yang ditindas,.. Interaksi dengan mereka yang tidak bersuara (voice of the voiceless).. Interaksi seperti ini bukankah sering kita alami ketika kita pergi meninggalkan tempat tinggal kita untuk berjumpa dengan gunung, sungai,bukit, hutan, dan desa-desa... ..

Perjumpaan dengan mereka memungkinkan kita untuk berempati. Merasakan apa yang mereka rasakan.sehingga dengan demikian hati kita tergugah untuk bertindak..

Mencoba membangun preferential for the poor berarti pula membangun semangat 'mencemplungkan' diri ke dalam dunia.. Meninggalkan kemapanan, turun dari 'dunia kita' dan masuk ke dalam 'dunia mereka'...merendahk an diri agar bisa berjumpa dengan mereka dan lalu mengangkat mereka agar setara dengan kita

Nah, sekarang pertanyaannya: apakah kita sudah mulai mengarahkan hati dan
tindakan kita kepada mereka yang 'miskin'?

Semoga, petualangan kita-peziarahan kita-penelusuran yang kita buat, memampukan diri kita untuk semakin mencinta mereka yang 'miskin'....


Read More..

Tips Mencegah Hyphothermia

Sebagian besar tewasnya pendaki di Indonesia adalah kurangnya persiapan baik alat maupun bekal. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.


Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan diluar (outdoor) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.

Berikut adalah Tips mencegah hypothermia di gunung :

1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun wah jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat.

2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.


3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya bawa ponco bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.

4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. Hape kadang kurang efektif karena sinyal ngga ada. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.

5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan/minuman yang cepat dihidangkan seperti teh manis atau sup instant. Paksakan jika enggak doyan. Karena makanan adalah sumber energi untuk tetep jalan. Selain itu makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh. Biarpun cuma bawa satu baju tapi tetep kering akan sangat berbeda hasilnya dengan bawa 3 baju tapi basah semua.

6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan ngga kehujanan. Harganya USD$3.95 sangat ringan. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. Tapi agak mahalan US$33, ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.

7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering). Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk. Harganya agak mahal, sekitar US$68 untuk 40 plester. Ada juga yang dijual eceran. Seingat saya di Toko Outdoor Singapura ada yang jual (atau saya beli di tempat lain maaf).

Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi ngga tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga ngga optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.

Read More..

Tips Mendaki G. Agung

Berikut tips untuk yang ingin mendaki Gunung Agung :

- Mendaki Gunung Agung sebaiknya jangan dilakukan pada saat musim hujan. Saat musim hujan, cuaca di puncak Gunung Agung bisa berubah sewaktu-waktu. Suhu bisa mencapai kurang dari 10 derajat Celcius.Jalan juga menjadi sangat licin.

- Bawalah bekal yang cukup. Perjalanan mencapai puncak Gunung Agung bisa mencapai 7-10 jam dari Pura Besakih dan 4-5 jam dari Pura Pasar Agung. Jika Anda kesulitan membawa bekal yang banyak, sewalah porter yang khusus membawa bekal Anda. Total waktu yang Anda butuhkan naik-turun Gunung Agung adalah 15 sampai 20 jam.

- Bawalah pakaian yang cukup tebal. Jika cuaca dingin akan sangat membantu. Jika pakaian Anda tidak mampu melindungi Anda dari kedinginan, hal yang paling baik Anda lakukan, carilah lembah atau tebing. Berlindunglah disana.

- Akan lebih baik Anda jika memulai pendakian pada malam hari. Saya biasanya memulai pendakian pada jam 11 malam dari Pura Besakih, dan jam 2 dari Pura Pasar Agung. Tujuannya adalah, ketika Anda masih cukup kuat pada saat mulai mendaki, dan pada saat turun sudah siang ketika Anda sudah lelah.

- Jika perlu bawalah tenda (jika Anda mendaki dari Besakih). Saya biasanya mendirikan tenda pada perjalanan telah mencapai sekitar 4 jam dari Pura Besakih. Setelah Anda melewati hutan, Anda akan menemukan tempat yang cukup nyaman untuk mendirikan tenda.
- Gunakan sepatu trekking yang ringan dan bisa diandalkan ketika Anda melewati jalan licin.

-Jika dipandang perlu, carilah guide. Guide-guide di Besakih biasanya sudah berpengalaman mendaki Gunung Agung.

- Gunung Agung adalah gunung yang disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Respeklah. Jika Anda dilarang, maka turutilah. Kepercayaan masyarakat Bali sangat kuat, Anda resepek masyarakat dan alam juga akan respek kepada Anda.

Sebaiknya Anda tidak mendaki jika:

1. Jika hujan
2. Jika anda sedang datang bulan
3. Jika sedang ada odalan atau upacara di Pura Besakih.

dikutip dari www.semetonbali. web.id

Read More..

Semangat Baru

Seiring bergantinya Tahun, bergulirnya waktu, tak terasa umurpun berkurang. Tapi semangat tetap membara menyongsong hari esok yang lebih cerah. Tak terasa tahun 2007 sudah berganti.
Adakah yang sudah kita lakukan untuk alam sekitar??
Apa yang sudah kita raih??
Adakah yang masih tertinggal???

2008 sudah mananti untuk kita jalanin..
Sambutlah Tahun ini dengan semangat baru.
Gantungkan cita-cita dan harapan setinggi-tingginya
Semoga Tahun ini menjadi lebih baik lagi dari Tahun kemarin...
Aminnn......

Salam letari


Read More..

Design by Kingdom of Heaven