Tentang Leuser

Setahu saya ada dua jalur yang bisa dijangkau untuk ke Leuser, dan sebenarnya bisa dihitung sendiri berapa kebutuhan biaya, tentu non logistik, porter n guiding fee.

Jalur I, Kuta Panjang, Kabupaten Blangkeujren, NAD.
1. Pesawat Murah Jakarta-Medan ; Air Asia bisa sangat murah, bukan promosi
2. Taksi Polonia-Terminal Padang Bulan ; sekitar 25.000
3. Elf Medan-Kabanjahe- Kutacane ; gak sampai 100.000 ( saya tahun 2005)
4. Elf Kutacane (NAD)-Blangkejren ; gak sampai 50.000, asal gak longsor
5. Blangkeujren- Kuta Panjang ; sewa angkudes, gak sampai 100.000
6. Kutapanjang- Puncak Leuser ; jalan kaki
Berapa hari perlu logistik, mkn bisa tanya teman2 yang sudah sampai puncak, termasuk porter lokal yang bisa jadi guide sekaligus, kecuali mau nekat bawa sendiri.

Jalur II, Peulumat, Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2005, kebetulan saya lewat dan sempat main "sedikit" ke belantara Leuser dari sisi barat ini, sangat indah karena rimba tropis akan berkolaborasi dengan pasir putih di samudera hindia, sepanjang kota Tapak Tuan.
Jakarta-Medan : Pesawat murah, standar, kalo bisa jangan weekend
Medan-tapak Tuan : sekitar 150.000 (kijang atau elf) agen di jln jamin Ginting, medan
Tapak Tuan-Tangan- tangan ; Sewa Angkot ; sekitar 150.000

IJIN :
Kalo lewat Kutapanjang di Balai Taman Nasional Leuser, Ketambe, Kutacane (pinggir sungai Alas yang lkegendaris lho)
Kalo lewat tapak Tuan, di Seksi Tapak Tuan, Taman Nasional Leuser, disini bisa didapatkan peta jalusr, sekaligus jagawana sebagai guide anda. Dimusim hujan, baik lewat utara maupun selatan mesti wasapada dengan sungai2 besar yang secara mendadak bisa banjir dan menelan anda ; Alas, babahrot dll.. sumber: widi_denali@yahoo.com

Read More..

Pendakian Gede November Rain

Ada sedikit gundah sepanjang hari itu, padahal semua sudah dipersiapkan dengan baik. Ya, sejak malam tadi aku telak packing semua barang-barangku. Sesekali kutengok bidadari kecilku yang begitu lelap didepanku, cahaya yang terpancar dari wajah nan suci. Oh, gelisah itu kian menggelayuti hati ini. Ingin sekali kuajak bidadari kecil ini untuk turut serta.

Aku kembali memeriksa perlengkapan yang sudah tersusun rapi dalam carrier. Matras, sleeping bag, trangia kecil, spirtus, misting, makanan, pakaian ganti + kaos kaki cadangan, senter + battery & bohlam cadangan, victorinox kecil, peralatan makan, topi rimba & balaklava / kupluk, tali, ponco (yang selalu menjadi andalan dalam perjalananku) , juga handbody dan pengharum tubuh. Hhmm…hanya tinggal menunggu tenda yang akan diantarkan oleh temen pendakianku.

Aktifitas itu ternyata tak jua mengusir rasa gelisahku, berkali-kali kulirik malaikat kecilku itu, berharap dia terjaga dan menyapaku manja, "Ayah….gendong Najla". Suara yang begitu akrab dan yang sangat kutunggu.

Akhirnya saat itupun tiba, walau dengan berat hati dan gundah yang masih menyelubungi aku pamit pada istriku tercinta. Ku tengok sebentar si kecilku, berharap untuk kesekian kali. "Assalamu'alaikum… .", kulangkahkan kaki meninggalkan gerbang rumah itu.

Hampir satu jam aku dan temanku menunggu di depan Pos dan Giro Cibodas, sesekali aku dan temanku ngobrol dengan sopir angkot yang setia menanti teman-teman lainnya. Udara malam tak terasa menyengat, sambil menunggu mulut ini terus mengunyah kue hasil olah tangan istri ku. Waktu sudah menunjukan jam 1, mungkin tak lama lagi mereka akan sampai.

Pagi itu semua sudah siap di Pos Pemeriksaan (Sekretariat GPO), setelah semalam menginap dirumah penduduk dan paginya menyempatkan untuk mengisi perbekalan sebelum pendakian. Setelah semua prosedure dilalui, akhirnya pendakian ke Gede lewat Putri pun dimulai.

Rasanya badan ini agak kaku, setelah cukup lama absen dalam pendakian-pendakian yang diadakan teman-teman di dunia kabel. Perlu beberapa saat untuk beradaptasi den membiasakan diri dengan suasana alam ini. Perjalanan dimula1 dengan obrolan-obrolan ringan disertai canda dan tawa kian menyemrakan suasana.

Sepertinya keakraban terjalin tanpa disadari, sebagian peserta masih belum ku kenal dengan baik, karena baru kali ini bertemu dan mendaki bersama. Tapi ternyata tak butuh waktu untuk bias masuk dalam suasana persahabatn yang hangat dan mesra ini. Bahkan diantara mereka sudah terbiasa saling bersenda gurau layaknya sahabat yang lama tak berjumpa. Keceriaan memenuhi seisi belantara, diiringi suasana yang teduh. Sepertinya matahari enggan untuk merusak suasana yang mesra diantara kami.

Kulihat jam ditanganku, " Uhhh, tak terasa dua jam sudah pendakian ini berjalan". Kurasakan tubuh ku sedikit pegal dan butiran-butiran keringat memenuhi dahi-ku. "Masihkah mampu tubuhku menopang beban yang ada di pundak ini, mendaki dengan modal semangat dan kerinduan akan belaian jenggala". Batinku bergemuruh. Sepertinya aku harus memulai melatih kembali kesabaran yang dulu sering harus kuhadapi. "Mampu kah?????", hanya itu yang tersisa dari sebuah tanya.

Irama nafas yang berbaur dengan gemuruh langkah kaki, tertatih-tatih namun tegap menapak pada perut bumi. Rasa yang dulu menjadi teman sejati kembali menyapa dan terus mengikuti, seperti dulu aku harus mampu melewati saat-saat seperti ini. Mencoba melintas batas yang tak setiap hari kutemui, melawan keangkuhan untuk menyerah dan kesombongan untuk berhenti. Tak ada waktu untuk mundur kembali, hanya semangat dan rasa rindu yang menjadi semangat baru. Satu…dua… tiga….terlewati sudah masa-masa sulit yang saling menghimpit.

Langkah semakin menanjak, ketika kabut pun turut mengikuti dalam setiap hela nafas yang terbuang. Membelai lembut insane berjuang, menghangatkan semangat yang mulai meredup terbuai angan dan ilusi sesaat. Kaki terseret, hati terus melantunkan lagu syahdu Sang Maha
Sempurna yang memberikan asa yang tak pernah putus. Ada rasa damai mengalir pada aliran darah disekujur tubuh. Memberikan kekuatan untuk terus melangkah dan menatap misteri di depan sana. Tak banyak berubah yang kunikmati, hanya kekaguman dan rasa syukur yang terus terbarui. Setiap kali kurenungkan, tak pernah terbersit akal untuk menjangkaunya.

Ketika dataran itu kuraih, sejuta bebas terlepas sudah. Tampak didepanku sebuah Maha Karya Sempurna, bertebaran memainkan keindahannya dipelupuk mata. Tampak taman edelweiss begitu mempesona, terbungkus kabut tips dan semilir angina yang menggoda. Tak kuasa aku dan mungkin teman-temanku untuk mengabadikannya dalam sebuah mekanik modern. Rasa narsis begitu menggelora, seolah lupa bahwa masih ada seni yang lebih sempurna

Akhirnya saat yang ditunggu pun sudah didepan mata, setelah mencari tempat untuk membuka tenda, akhirnya diputuskan untuk menempati dataran tinggi diseberang mata air alun-alun. Tempat yang terbuka dengan pemandangan yang lepas kesemua arah, namun menjadi sapuan
angin yang empuk (alhamdulillah tidak hujan dan badai J). Diiringi hujan rintik-rintik membuat suasana cukup sunyi dengan hembusan angis yang deras menerpa wajah.

Terlihat aktifitas di tenda-tenda yang gigih menopangkan pasak-pasak besi pada bumi, mendekap erat ibu pertiwi dari canda angin surya kenca. Canda dan tawa masih terdengar di tenda-tenda itu, deru tenda yang berkibar diterjang angin tak menyurutkan aktifitas didalamnya. Obrolan itu masih terus berlanjut untuk beberapa saat. Obrol yang penuh kehangatan menambah suasana semakin hidup. Sesekali terdengar lagu-lagu yang romantis terdengar dari salah satu tenda, mungkin terbawa suasana alam yang cukup membuat hati terpesona.

Pagi itu tampak serombongan pendaki lintas milist mulai menuju puncak gede. Semangat di pagi hari terasa begitu kuat, pun ketika buah arbei hutan tak luput darinya. Sesekali arbei itu memberikan nuansa rasa yang membuat pipi tersenyum kecut :D. Asam-manis arbei hutan ikut menyemarakan pagi yang indah. Tak lama rombongan pun mennggapai puncak Gede.

"Alhamdulillah… .", sebuah ungkapan rasa yang tak terbayangkan. Lalu mulai kusalami mereka satu persatu untuk mengucapkan selamat J. Sayang, cuaca tak begitu ceria, kabut tebal menghalangi pemandangan indah puncak Pangrango dan kawah wadon yang menjadi daya tarik
pendaki. Tebalnya kabut semakin semarak memenuhi seisi puncak Gede, rintik-rintik air pun mulai berjatuhan tak kuasa menahan beban di atas sana. Tak banyak aktifitas dilakukan diatas sana selain harus kembali meneruskan perjalanan pulang menuju Cibodas.

Perjalanan sempat kita hentikan sejenak, saat salah seorang peserta melintasi batas kenangan seorang sahabat yang begitu membekas dalam kehidupannya. Sejenak kami pun diam sesaat untuk memberikan penghormatan dan doa untuknya. Semoga dia ditempatkan yang layak
oleh Allah swt, amin

Hujan tak hentinya mengikuti perjalanan kami pulang, sepertinya cuaca ini begitu kental selalu menyelimuti tegarnya Gede-Pangrango. Menambah semangat karena ingin cepat sampai di bawah untuk menikmati suasana hangat gubuk volunteer. Di Panyancangan kami bertemu dengan rekan-rekan yang tak bias ikut ke surya kencana kemarin. Mereka dengan antusias menunggu kami disana, sungguh sebuah niatan persahabatan yang agung. Walaupun tak pernah bertemu sebelumnya, namun seperti ada ikatan yang tak terbantahkan.

Malam itu sambil menunggu hujan reda, kami masih terus bercengkrama di gubuk Montana, sambil menimati kopi dan makanan kecil yang tersedia. Suasananya begitu mesra dan membuat betah berlama-lama disana. Banyak kawan lama dan baru bercampur disana, sebentuk perjalinan sebuah persahabatan yang sempurna.

Gede, 02-04 2007
hijjau@yahoo.com

Read More..

Salam PA

Kata-kata ini sering kita dengar apabila kita bertemu dengan Pencinta Alam lain. Kata yang singkat tapi penuh makna. Salam Lestari merupakan salam sapaan untuk mengakrabkan diri sesama Pencinta Alam.

Waktu pertama kali ikut pendakian Eagle juga sempat binggung setiap kali berpapasan n bertemu sama pendaki lain pasti yang terucap Salam Lestari atau kalau tidak Salam Rimba. Lama kelamaan eagle tahu dan mengerti apa maksudnya... dasar eagle dahulu masih culun hehehe...

Wahai sang petualang.....
Wahai sang pendaki......
Wahai Pencinta Alam........
Marilah kita satukan tangan ikut menjaga dan melestarilan Alam Demi Kelestarian Alam dan Ekosistem bumi kita...

Read More..

Pulau Rambut

Jakarta beruntung memiliki Kepulauan Seribu. Sebab, itu menyebabkan Jakarta memiliki predikat sebagai satu-satunya ibu kota negara di dunia yang memiliki taman nasional laut.

Salah satu pulau yang ada di bawah pengawasan Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (BTNLKpS) adalah Pulau Rambut, yang acap disebut sebagai "surga burung".

Pulau seluas 90 hektar, 45 hektar di antaranya adalah wilayah daratan, ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik flora maupun fauna.

Di Pulau Rambut, yang sejak tahun 1999 ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa ini, pada Maret sampai Juni terdapat sekitar dua juta burung.

"Sebagian besar fauna penghuni Pulau Rambut adalah burung. Sebanyak 22 jenis burung merandai (burung air) dan 39 jenis burung darat. Sebagian besar burung air atau burung laut adalah burung penetap yang menghuni Pulau Rambut sepanjang tahun," kata Kepala BTNLKpS Sumarto di sela-sela kunjungan ke Pulau Rambut, Rabu (15/8).

Yang menarik, burung-burungini memiliki perilaku migrasi ke Pulau Jawa atau pulau lain di Kepulauan Seribu untuk mencari makan pada pagi hari dan kembali ke Pulau Rambut pada sore hari untuk beristirahat.

Untuk menuju Pulau Rambut, Anda dapat menggunakan speedboat dari Marina Ancol dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, dari Muara Angke dengan perahu motor (sekitar 90 menit), dari Pelabuhan Kamal dengan perahu motor (sekitar 60 menit), dan dari Tanjung Pasir, Tangerang, dengan perahu motor (sekitar 30 menit).

Menyusuri Pulau Rambut, pengunjung disarankan menggunakan topi karena siapa tahu, dalam perjalanan, kepala Anda terkena kotoran burung. Jangan heran jika di sepanjang perjalanan, Anda berpapasan denganbiawak ataupun melihat ular sedang asyik tidur di dahan pohon. Biawak itu bisa melintas di depan kita.

Inilah yang membuat banyak pengunjung mendapatkan pengalaman luar biasa sebab ini bukan kebun binatang. Di Pulau Rambut, kita bisa melihat langsung ular piton sepanjang 10 meter dan berat 50 kilogram sedang bercengkerama di batang pohon.

Untuk memudahkan pengunjung melihat burung-burung dari kejauhan, BTNLKpS membangun menara setinggi 15 meter. Di sini pengunjung dapat melihat burung-burung yang mendiami pohon. Dari kejauhan bahkan seolah pohon-pohon itu "pohon burung" karena sejauh mata memandang, yang terlihat memang selalu burung.

Jenis burung laut yang hidup di Pulau Rambut antara lain cangak merah (Ardea purpurea), cangak abu (Ardea cinerea), kuntul besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul karang (Egretta sacra), bluwok (Mycteria cinerea), roko-roko (Plegadis falcinellus) , pecuk ular (Anhinga melanogaster) , kuntul sedang (Egretta intermedia), dan kuntul kerbau (Bubulcus ibis).
KOMPAS
Jumat, 31 Aug 2007
Halaman: 29
Penulis: Kusumaputra, R Adhi
Pulau Rambut
MELONGOK "SURGA"-NYA BURUNG-BURUNG. ..
Oleh R Adhi Kusumaputra

Read More..

Gunung Slamet jalur Baturaden

Setelah rencana ke Semeru, Gede/Pangrango gagal karena di tutup, dan Planing ke Merbabu juga batal karena Hendri gak dapet cuti akhirnya saya berdua dengan soulmate bersepakat untuk menjajal gunung Slamet. Setelah browsing di putuskan kami mau naik ke Gunung Slamet jalur Guci. Dengan kendaraan pribadi kami berangkat jam 5 pagi langsung lewat Pantura, kondisi jalan relatif lancar. Setelah melewati kota Brebes kami belok kanan ke arah purwokerto,
disinilah letak kesalahannya ternyata Guci ada di daerah Tegal :p akhirnya kami memutuskan untuk mencoba jalur lain, yaitu jalur Batu Raden yg sudah di depan mata.

Sampai di Batu Raden sekitar 2.30 sore, di pos tiketing Lokawisata Baturaden saya sempat bertanya kepada petugas yg seperti kebingungan pas saya bilang mau mendaki gunung Slamet, mereka mengarahkan saya ke jalur pendakian utama Bambangan, tapi karena yakin kami bisa mendaki lewat Batu Raden, akhirnya si petugas memberi satu nama: Pak Taryono tukang kembang yg biasa mengantar pendaki ke Puncak.

Sampai di Lokawisata kami mencoba menghubungi petugas lagi yg di jawab senada pendakian lewat jalur Batu Raden terjal dan sangat berat silahkan lewat jalur Bambangan. Wah gawat nih ! akhirnya kami tanya tukang parkir dan bertemu dengan Pak Taryono. Setelah ngobrol sebentar, pak Taryono menelpon anaknya yg juga biasa mengantar pendaki ke Puncak Slamet lewat Baturaden, setelah mendapatkan penginapan, tidak berapa lama Wondo sang pemandu
merangkap porter datang. Dia menjelaskan secara umum kondisi jalur pendakian pantangan pantangan dan setelah nego sedikit Wondo bersepakat mengantar kami dengan Rp. 250 ribu untuk 3 hari pendakian di Slamet.

Besok paginya jam 05.45 Wondo datang membawa seorang teman, Slamet namanya. Jadi dengan jasa Rp. 250.000,- kami dapat 2 orang porter ! asiikk hitung hitung sehari kami cuma bayar 40 ribuan :D enaknya lagi logistik dan rokok mereka bawa sendiri :). Setelah repacking, tepat pukul 06.15 kami masuk ke gerbang Lokawisata Batu Raden, membayar tiket masing masing Rp. 5.000,- dan mulailah kita mendaki.

Sekedar informasi Baturaden itu berada di ketinggian sekitar 600 dpl sementara puncak Slamet tingginya 3428 dpl, pendakian memang membutuhkan fisik prima disini. Target kami hari itu adalah Plawangan di ketinggian 3000an dpl yg untuk kondisi normal dapat di tempuh dalam waktu 11-12 jam.

2 jam pendakian jalur masih sangat bersahabat jam 9.30 kami sudah sampai di pos 2 dan bikin teh panas, mata air ada di pos 2, pos bayangan 3 dan Plawangan(hanya pada saat musim hujan). Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan lagi, pos 2 ke pos tiga perjalanan cukup lama di tambah lagi kondisi trek sudah mulai menanjak dengan jalur yg lembab dengan banyak sekali pacet, sebentar sebentar kami musti mengecek kaki dan sepatu karena pacet pacet pasti sudah nempel disana. Untuk mengatas pacet kami mengoleskan anti nyamuk.

Jam 12.30 kami tiba di pos bayangan 3 harusnya disini ada sumber mata air tapi setelah pemandu kami mengecek ternyata sumber mata air kering ! waduhhh mana air kami hanya tinggal 1.5 liter akhirnya setelah beristirahat sejenak kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan yg sepertinya tambah berat. Jam 13.30 kami tiba di pos 3, pos 3 menuju pos 4 kita menemukan tanjakan 'njelehi' yg artinya tanjakan ngebosenin, fuihh ini sepertinya memang trek terberat di gunung Slamet. akhirnya kami tiba di pos 4 pukul 4 sore. Di pos 4 kondisinya kering dan berangin kencang, udara juga sangat dingin. Kami memutuskan untuk berkemah disini dan melanjutkan ke Plawangan esok harinya. Setelah buka tenda, goreng daging asap plus pisang goreng, akhirnya kami terlelap di pos 4. Esok paginya pukul 7.30 kami bongkar tenda dan melanjutkan perjalanan ke Plawangan yg merupakan batas vegetasi di gunung Slamet. Jalur dari Pos 4 ke Plawangan tidak kalah menantang, jalur terus menanjak dan banyak pohon tumbang, repot sekali kalo kita bawa carier yg tinggi karena musti merangkak rangkak untung pacet sudah tidak ada di jalur ini. Sebelum Plawangan kita akan menemukan padang rumput yg tidak seperti padang, sebenarnya ini adalah bukit yg banyak di tumbuhi rumput liar, dari sini puncak Slamet terlihat sangat jelas dan errr masih sangat tinggi :p. pukul 10.30 kami tiba di Plawangan para porter langsung sigap mencari air dan kayu bakar sementara kami mendirikan tenda. Angin sangat kencang bertiup. Untungnya Wondo dan Slamet berhasil mendapatkan air dari mata air rahasia mereka kalo enggak kami akan terpaksa turun lagi tanpa muncak ke pos
2 hari itu juga !

Hari ke- dua pendakian banyak di isi dengan leyeh leyeh dan foto foto disamping masak masak dengan Trangia baru :) sore harinya kami naik sedikit ke areal berbatu untuk melihat sunset yg indah, sayangnya langit tidak terlalu bersih sore itu, jadinya pelabuhan Cilacap, kota Purwokerto dan laut tidak nampak dengan jelas, ahh tapi foto foto narsis tertap berjalan sesai
rencana :D.

Hari ke- 3 pagi buta jam 04.00 kami sudah bangun, masak air dan bersiap muncak angin sangat kencang dan datang dari puncak gunung, langsung menerpa muka kami, kami terus berusaha bertahan, trek berkerikil dan naik tajam ditambah oksigen yg tipis membuat perjalanan menjadi semakin susah. 45 menit menjelang puncak kami putuskan untuk berhenti, kondisi tidak memungkinkan angin membawa asap belerang terus menerus terhirup oleh kami membuat penapasan terasa sesak dan telinga seperti mau pecah. Hidung juga sudah mulai mengeluarkan darah kental. Akhirnya kami turun lagi ke Plawangan dan beristirahat sebelum kemudian turun lagi menuju ke Lokawisata Baturaden. Sore hari pukul 4.30 kami tiba di Baturaden dan langsung menuju Pancuran Tiga tempat mata air panas berada, acara selanjutnya adalah berendam di air panas untuk melemaskan otot otot yg kaku.

Kesimpulan:

-Buat yg belum pernah mendaki Slamet lewat Baturaden, ini adalah jalur yg cukup menantang dan perlu di coba, disarankan membawa pemandu atau orang yg pernah mendaki lwt jalur ini, banyak cabang cabang pencari burung yg bisa membuat tersesat di sepanjang perjalanan.
-Waktu pendakian disarankan dimulai jam 05.00 pagi supaya bisa tiba di plawangan sekitar jam 5-6 sore
-Pada musim kemarau siapkan air yg banyak di pos 2
-Buat yg mau menginap dulu, sebelum mendaki banyak terdapat penginapan di sekitar Baturaden ratenya mulai 60 ribu per kamar
-Logistik bisa di dapatkan dengan mudah di warung warung sekitar Baturaden
-Tarif pemandu/poster adalah 250 ribu untuk 1 kali pendakian dengan 2 orang porter
- Porter yg saya rekomendasikan adalah Wondo (0813 9156 9356 atau 0888 2680 597)


by.Way / (aku.way@gmail.com)

Read More..

Kisah Pendaki

Btw, Tgl 15 - 20 okt 07 kemarin gw melakukan pendakian ke gunung Rinjani (LOMBOK), gw lewat jalur Sembalun n pulang lewat Senaru...kondisi terakhir cuaca sangat panas, air kering karena lagi kemarau...syukur gw bisa sampe puncak tapi disertai angin kencang...gw nge-cam di pada balong ( sebelum POS 3), Pelawangan Sembalun, dan di danau segara anak..khusus untuk nge-camp di pelawangan sembalun diharapkan hati2 karena banyak monyet (warna perak) yang suka mencuri makanan, oleh karena itu diharapkan tenda untuk selalu dalam penjagaan..kondisi cuaca tidak menentu..kadang angin kencang, kabut tebal, sehingga menimbulkan suhu yang sangat dingin...dan di harapkan agar berhati-hati dalam melangkah karena trek perjalanannya curam...Info yang gw dapet sebelum brangkat ndaki..ada 7 orang dari mataram-lombok yang meninggal kare kedinginan, setelah itu pas gw nge-camp di plawangan sembalum gw terima kabar kalo ada satu orang pendaki asal lombok juga yang hilang jatuh kejurang karena terpeleset ketika melangkah di tebing....diharapka n extra hati2.... agar menjadi perhatian kalo mau mendaki ke Rinjani....
by.Daniel (curniadaniel@yahoo.com)

Read More..

Kangen

Tak terasa sudah hampir 3 tahun tidak melakukan ekspedisi lagi. Ada rasa yang tertinggal jauh nun menggantung disana, kekaguman akan keindahan alam ciptaanNya, suasana alam yang mungkin tidak dapat ditemukan diperkotaan, asri dengan udara yang masih alami dan segar tanpa polusi.

Akankah ada lagi ekspedisi selanjutnya??
Yang terbersit hanya harapan semoga....ada kelanjutannya

Jiwa petualang takkan mati sampai disini.
Jangan sampai cahaya yang redup mati lamtaran riak angin sesaat.

salam lestari

Read More..

Dia Yang bernama perubahan

Tak terasa waktu, usia dan keadaan yang terus bergulir searah tergelicirnya matahari. Tak akan ada yang bisa menghentikannya, mengikuti atau diam untuk mati. Sang waktu tak mengenal keluh kesah dan keragu-raguan, lajur yang ditempuhnya jelas dan tak terbatas mengikuti kehendak Sang Pengatur.

Tak bisa ku gapai bayangan masa lalu yang bersandat dibelakangku. Lambaian tangan itu begitu menggoda untuk mengajakku kembali. Begitu riang dan bersahabat, dengan pakaian yang senada mencirikan kesamaan idealis yang dipakainya.

Begitu banyak kenangan terlintas disana, dengan baju kebesaran yang tersandang membuat sebuah kebanggaan dan semangat dalam melakukan aktifitas. Beriring bersama melantukan lagu perjuangan dalam mewujudkan keinginan yang satu.

Namun semua hanyalah kenangan masa lalu yang tergelincir seiring terbenamnya matahari, walau begitu semangat dan rasa itu masih tetap terbawa dan tertanam dalam setiap jejak langkah yang terbawakan.

Saat ini terasa berada dalam sebuah negeri asing, dengan warna yang berbeda-beda. Terlihat samar warna itu kian memudar, tergantikan berribu warna yang saling berlomba memancarkan sinar yang membias. Coba untuk bertahan dengan sinar yang meredup, namun mampu menembus benteng terkuat di masanya.

Sampai kapan akan terus bertahan hanya untuk sebuah rasa tanggung jawab, bila tak lagi bayang-bayang itu terbawa. Hampa dan penat menggelayuti suasana hati saat tak lagi ada yang seirama dan sehati.Berjuang seorang diri mempertahankan keinginan para pendahulu yang satu persatu hilang tak menentu.

Ada waktu untuk bersama, ada masa untuk berkelana tak mungkin berhenti untuk sebuah perjalanan. Ada batas sebuah persinggahan yang dihampirinya untuk ikut memberikan nuansa yang berbeda. Walau tak akan mampu lama bertahan namun mapu memberikan senyum dan rasa bangga.

Perjalanan masih harus melalui terminal-terminal kehidupan yang antri menunggu untuk disinggahi, banyak sudah perbekalan yang terbawa melengkapi dan mengiringi sisa langkah kaki menuju arah yang dilaluinya untuk menemukan sebuah terminal baru yang layak disinggahi.

by. pendakierror@yahoo.com

Read More..

Misteri Gunung Ciremei

Tempat - tempat yang kebetulan menjadi pos tetapi mempunyai nuansa mistik teramat kuat. Uniknya, tiap - tiap nama pos mempunyai latar belakang tersendiri serta berbeda antar satu dengan lainnya. Di antaranya adalah blok kuburan kuda. Di areal ini konon terdapat kuburan kuda milik tentara jepang. Kuda tersebut , biasa dipergunakan oleh para kempetai untuk mengontrol para pekerja rodi yang menanam kopi. Dan kuburan yang terletak di sebelah barat jalur pendakian, sampai sekarang masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas.

Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.

Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.

Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.

Read More..

Gunung Ciremai

Kali ini kita membahas tentang gunung Ciremai. Gunung Ciremei adalah gunung tertinggi di Jawa Barat (3.078 Mdpl), dapat terlihat dengan jelas oleh para penumpang kereta api atau kendaraan umum lainnya sepanjang jalur pantura sekitar Cirebon. Untuk menuju puncak Ciremei terdapat 3 jalur yang dapat ditempuh yakni jalur Majalengka jalur Palutungan dan jalur Linggarjati. Jalur Linggarjati merupakan yang paling terjal dan terberat, namun jalur ini merupakan yang paling sering dilalui pendaki.

Gunung Ceremai memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lain di pulau Jawa. Gunung ini terletak berjauhan dari gunung tinggi lainnya dan sisinya adalah Laut Jawa. Perjalanan ke G. Ceremai dapat dimulai dari terminal Cirebon, naik bus menuju Kuningan dan turun di Cilimus. Dari Cilimus kita sambung dengan kendaraan colt atau ojek ke desa Linggarjati.

Di desa Linggarjati, kita dapat menginap di Hotel Linggarjati. Dari hotel Linggarjati kita meneruskan perjalanan melalui gedung Naskah ke arah Barat sampai sekitar Balai Desa Linggarjati. Disini kita menemui seseorang mantan pendaki atau tepatnya juru kunci, yang berpengalaman bernama pak Ahmad, yang karena usia kini beliau mengalami gangguan penglihatan. Foto juru kunci gunung Ciremai yang disegani.

Dari sini kita berjalan lurus dan akan menemui hutan pinus, lalu kita akan sampai pada jalan bercabang, yang dinamakan Cibunar. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda karena tersedia mata air. Perjalanan dilanjutkan dengan memilih jalan ke kiri menuju puncak gunung Ciremai. 5 jam kemudian kita akan menemui sebuah batu besar, yang lokasinya dijadikan POS istirahat yang disebut Watu Lingga. Dari Lingga menuju puncak (kawah) ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan melalui hutan dan batu-batuan cadas. Dari puncak ke arah kanan kita bisa langsung ke kawah belerang yang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Untuk mengitari puncak diperlukan waktu 2½ jam, kita dapat melihat pemandangan menarik kearah kota Majalengka, Bandung, Laut Jawa dan lainnya. Turun dari puncak ke desa Linggarjati ditempuh dalam waktu 3-4 jam.

Ini ada sharring cerita dari rekan kita Racer Kids

Ciremai bln2 ini lg bagus cuacanya, kmrn tgl 23 saia baru turun dr sana. Klo naek lbh baik lwt palutungan aja (walopun agak jauh tp jalurnya lbh landai), jgn dari linggarjati deh, itumah nyiksa bgt, udah tanjakannya panjang terjal pula, di sini gak ada air, jd sebaiknya bw yg BANYAK !!! dari bwh.

Kmrn saya salah milih jalur, harusnya mah lwt palutungan, tp mlh k linggarjati (maklumlah br pertama k ciremai). Selepas pos Bapa Tere kita dikejutkan sm suara "kresek2" dr dlm semak2, trus tw2 ada suara "NGOK" seekor babi hutan tiba2 hadir dan mengejar.... anjritt.. .tmn saia yg di dpn kaget trus langsung panik lari turun k bwh, secara otomatis saia juga ikutan panik, gak tw hrs lari k mana, sampe2 tempurung lutut saia hampir pecah gara2 jatoh trus kesandung akar pohon smpe guling2an.

Selepas puncak kita langsung turun, mksdnya mo lwt palutungan, tp kita malah nyasar k jalur Apuy (kita naik lg bwt nyari jalur palutungan), persediaan air kita udh menipis, tinggal 1 botol (600 ml) bwt ber 4. kita terpaksa gak makan dr siang smpe pagi. Tmn saia smpe2 minum air kencingnya sendiri...ugh parah nih, Beruntung ada bbrp pendaki asal Cirebon yg baru naik lwt palutungan, mereka ngasih kita 4 botol air minum (THX bgt, klo gak ada kalian kita gak tw gmn nasibnya) smoga tuhan membalas kebaikan kalian....

Read More..

2 bulan, 2287 tahun sekali

Malam hari dengan 2 buah bulan. Jangan sampai terlewatkan kesempatan langka yang hanya terjadi dalam 2280 tahun sekali saja!!!

Seluruh dunia menantikan planet Bumi kita mempunyai 2 buahbulan pada 27 Agustus 2007 nanti. Planet Mars akan terlihat sangat terang di langit mulai awal Agustus.

















Peta Langit 28 Agustus 2003 Jam Satu Pagi ketika Mars sedang terang-terangnya.(created by KStars Planetarium)



Planet Mars akan terlihat sebesar bulan planet Bumi kita dengan mata telanjang saja. Dan puncaknya akan terlihat seperti bulan purnama (full moon) pada tanggal 27 Agustus jam 00.30 malam senin pagi dini hari, saat jarak Mars dengan Bumi kita hanya sekitar 34.65M miles.

Garis putih tebal terang adalah Mars pada jarak terdekat dari Bumi. Foto diambil dari Patok 2, G. Merapi.


Jangan sampai terlewatkan untuk 'menatap' langit yang akan seperti memiliki 2 buah bulan, karena jarak terdekat seperti itu hanya akan terjadi lagi di tahun 2287 yang akan datang.

Read More..

Isu Global Warming

Secara geografis Indoensia berada pada bagian dunia yang sangat strategis (diantara dua benua dan dua samudra) ditambah dengan sumber daya alam yang memadai sesungguhnya telah sering menghadapkan kita pada berbagai perubahan dunia yang cukup mengancam eksistensi negara kita. Hal ini terjadi karena Indonesia menjadi objek perebutan dalam sistem yang sedang mencair ini.

Salah satu isu global saat ini adalah isu tentang kerusakan lingkungan hidup. Kaitan isu Global Warming dengan Indonesia adalah karena Indonesia telah disepakati sebagai salah satu negara yang memiliki kawasan hutan terluas yang berfungsi sebagai paru-paru dunia, sehingga banyak negara yang berkepentingan dengan tetap terpeliharanya kondisi hutan tropis kita tersebut. Namun kenyataanya hingga kini Indonesia dihadapkan pada kasus Illegal Logging yang makin hari makin kritis, serta posisi Indonesia dalam sistem internasional mengalami banyak tekanan terutama oleh aktor-aktor politik Non State.

Pemanasan global sendiri timbul karena adanya efek rumah kaca karena panas dari matahari terperangkap di atmosfer bumi oleh beberapa gas penangkap panas. Salah satunya yaitu karbondioksida yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor dan pembangkit listrik serta kebakaran hutan. Gas lain yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca yaitu nitro oksida yang dihasilkan dari pemakaian pupuk buatan dan gas yang dihasilkan dari proses produksi beberapa industri.

Apabila efek rumah kaca tidak segera ditangani, maka pada tahun 2100 diprediksikan temperatur atmosfer akan meningkat 1,5-4,5°C. Hal itu akan mengakibatkan permukaan air laut naik hingga 15-95 cm yang menenggelamkan daerah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. Dampak lainnya dapat mengakibatkan musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati. Sudah saatnya masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan yang semakin parah

Kita selaku warga yang baik dan peduli akan lingkungan hidup mulailah dari lingkungan kita dengan cara menanam bibit pohon disekitar kita untuk mengurangi masalah pemanasan global. Bayangkan bila setiap orang sadar akan lingkungan mungkin dapat mengurangi pemanasan global. Mudah-mudahan tindakan yang dimulai dari hal-hal kecil ini akan membawa perubahan besar demin tercapainya kondisi bumi yang nyaman."

Read More..

Gunung Dempo

Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, salah satunya dengan menggunakan bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya dapat menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat.

Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel, berkisar Rp20 ribu semalam. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.

Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali kelembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir disini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang.

Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemitingan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan propinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

Read More..

Penciptaan Gunung

Berdasarkan apa yang diceritakan oleh Alqur'an tentang bagaimana gambaran terbentuknya gunung-gunung dipermukaan bumi meskipun tidak secara detail....kita mudah memaknainya bahwa Bumi muda yang mengandung api mulai ditutupi debu yang kian lama kian menebalyang kemudian disebut tanah,lalu diturunkannya hujan yang dari hujan berfungsi sebagai Pendingin bumi juga sebagai penumbuh bumi yang mengandung cikal-bakal tumbuhan, bumi terus berputar api yang ada didalamnya terus mendesak sehingga bumi pada masa itu belum stabil pada putaran revolusinya,guncangan demi guncangan terjadi disana-sini pada bagian sisinya,sebagai maksud agar kelak ketika ditempati Khalifah dan keturunannya bumi tidak lagi mengguncangkan mereka sedahsat dan sesering kala itu.

Gunung adalah Stabilisator bumi agar kamu tidak terguncang....gunung adalah Pasak Bumi agar Awan yang mengandung hujan dapat berkumpul lalu menurunkan hujan dan dengan hujan itu ditumbuhkannya bumi dari matinya,yang tumbuhannya mengandung makanan yang bisa dipergunakan untuk keturunan Khalifah Bumi (Bani Adam) , perkataan ini akan anda temui dalam ayat ini:

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu ; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit , lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. ( QS.Luqman 31:10 )

Maka tatkala kita berada di ketinggian gunung kita akan melihat kita berada di atas awan yang mengandung hujan...inilah bagaimana takjubnya kita ketika kita berada di atas gunung ...kita sungguh kecil dan Allah-lah Yang Maha Besar Dia bawa air untuk mengairi yang lebih tinggi lalu diturunkan melalui anak sungai kepada daerah terendah,yang sering disisi sungai itu kamu jadikan jalan agar tidak tersesat. Sungguh Maha Adil bukan? adakah manusia yang mampu melakukan ini, meskipun kamu sebut lebih tinggi daripadaNya?

Mudah-mudahan dari gunung kita bisa belajar membaca bagaimana Tuhan Semesta Alam ini bercerita tentang keberadaanNya...mudah-mudahan kamu sadar dengan itu jika kamu mempergunakan akal yang sehat.

Kiriman : Amroo

Read More..

Gunung Sibayak

Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat.

Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini.

Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan.

Route Pendakian:

Untuk mencapai gunung ini bisa kita daki dari dua tempat yaitu; dari Desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Kedua-duanya bisa dicapai dengan angkutan dari kota Medan. Dari Brastagi pendakian dimulai dari jalan setapak yang terletak dibelakang bukit Gundaling. Akan tetapi pendakian yang tercepat adalah dari desa Raja Berneh yang terletak sekitar 7 km dari jalan raya Medan - Brastagi. Melewati pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk. Keadaan desa ini sangat heterogen dalam beragama, dengan rumah-rumah ibadat, Katolik, Protestan dan Islam yang saling berdampingan.

Desa Raja Berneh ini menghasilkan sayur dam buah-buahan. Tepat di kaki gunung ditemui sebuah sumber air panas yang merupakan juga daerah pintu masuk jalan setapak menuju puncak.

Jalan setapak ke puncak sangat jelas. Sepanjang jalan tidak ada ciri-ciri khusus, hanya di pinggang gunung terdapat sebuah gua kecil yang menjorok satu meter kedalam. Kemudian memasuki sebuah sungai kering, terus melewati daerah hutan bambu sebelum memasuki hutan yang sebenarnya. Dari daerah ini ada sebuah jalan rintis yang berbelok ke kanan kearah bukit Pertektekan.

Memasuki Daerah puncak tumbuhan mulai rendah dan mulai memasuki daerah berkerikil dan berbatu yang tidak begitu kompak. Jalan setapak tidak begitu jelas dan ada baiknya anda berhati-hati didaerah ini.

Selain pemandangan di puncak yaitu kawah dan pemandangan kota medan di kaki gunung ini juga terdapat pemandian air panas yang biasa dikunjungi oleh para turis lokal yaitu pemandian air panas Lau sidebuk-debuk.

Selain dua jalur yang di sebutkan diatas,ada satu lagi rute munuju puncak gunung Sibayak. yaitu jalur 54. jalur ini terletak di kawasan tongkoh (bakaran jagung) yang terletak di jalan raya Medan-Brastagi, rute di jalur 54 merupakan rute yang penuh tantangan. Tanjakan yang curam merupakan tantangan yang wajib di lewati para pendaki, selain itu hutan nya masih sangat asri. Di jalur menuju puncak banyak di jumpai tanaman rotan, selain itu rute ini banyak di gunakan untuk diksar anggota mapala di Medan dan sekitarnya. Setelah melewati hutan yang rindang, maka kita akan menjumpai daerah cadas(hampir munuju puncak). Untuk mata air, jalur ini hanya memiliki sedikit sumber mata air. Oleh karna itu diwajibkan untuk banyak membawa persediaan air dari kaki gunung.

Dalam Pendakian ke gunung Sibayak kita akan melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 km dan dari Desa Raja Berneh 15 km. Lama pendakian diperkirakan antara dua sampai tiga jam.

Catatan :
Untuk melakukan pendakian ke gunung sibayak dapat melalui :
1. Jalur 54 dgn titik awal pendakain dari perusahaan pabrik Aqua atau penatapan jagung rebus.
2. Jalur Sibayak I, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak di desa Raja Berneh 15 km dari kota Brastagi.
3. Jalur Sibayak II, dgn titik awal pendakian berada dikaki gng Sibayak didesa Jaranguda 1,5 km.

Untuk Transportasi dari kota medan, kita bisa mengunakan bus umum Sinabung Jaya dengan ongkos 5000 per orang. Masalah perijinan tidak ada masalah, kalo kita dah sampai di kaki maka kita tinggal daki aza, setelah kita sudah menyelesaikan ristribusi sebesar 2000 per orang di kaki gunung Sibayak. Sebagai tambahan umumnya pendakian gunung Sibayak dilakukan malam minggu

Read More..

Kisah Kawan 1

Waktu itu aku masih duduk di kelas 2 sma, masa remaja yang selalu ingin tahu dan pertama kali berontak ama orang tua, aku ingin sekali pergi naik gunung, entah kenapa untuk hal itu aku berani menentang orang tuaku, padahal banyak orang menceritakan betapa lelah dan capeknya naik gunung, belum lagi akan bertemu dengan binatang - binatang aneh yang menjijikkan, tapi aku tak peduli.setelah aku pamitan dengan orang tuaku, walau tanpa izinnya, aku malah lebih bergairah dan semangat ketika berangkat.

waktu aku pertama kali naik gunung, suasananya adalah diksar, aku masih caang, yang masih polos, apa perintah senior aku turuti, kesal pada senior nggak masalah bagiku, karena kesal itu dapat terobati dengan jernihnya air sungai yang kubasuh pada wajahku, sejuknya udara pegunungan yang bebas polusi dan pada puncak ketinggian gunung, akumerasa lebih dekat dengan Sang Pencipta. WOW!!! tadinya aku nggak pernah bermimpi bisa berada di puncang Gunung yang diberi nama "Sibayak",pada langit hitam kulihat bintink - bintik putih yang bertabur tak terhingga, tak seperti jika aku melihat langit malam hari di kota medan. lalu ketika mentari terbit dari ufuk timur, aku di anugrahi semangat baru untuk mengikuti kegiatan diksar selanjutnya. dari sisi lain aku bisa melihat gagahnya Gunung "Sinabung" berdiri sendiri diantara hamparan dataran tinggi tanah karo dan sekitarnya. Perjalanan pertama begitu mengesankan, perjalanan selanjutnya.....membuat hati berdebar bagai mendekati waktu bertemu dengan "Sang Pujaan hati"
Kita tak akan pernah bosan bercerita tentang Gunung dan petualangannya

Kiriman rainbow_82

Read More..

Edelweis Anaphalis Javanica

Edelweis Anaphalis javanica adalah tumbuhan gunung yang terkenal, tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka.

Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya.

Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi.

Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.

Read More..

Persiapan Mendaki Gunung

Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental , fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.

1. perencanan pendakian
o hal hal yang perlu diperhatikan dlm perencanaan pendakian :
o mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan
o mempelajari medan yang akan ditempuh
o teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin
o pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian
o periksa segala perlengkapan yang akan dibawa

2. perlengkaan perjalanan
o Perlengkapan dasar
„X perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll
„X perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda , matras dll
„X perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll
„X perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll
„X Ransel / carrier
o Perlengkapan pembantu
„X Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K
„X Peta , busur drajat ,pengaris , pensil dll
„X alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS kalo ada
„X jam tangan

3. Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel
o kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya
o masukkan dalam kantong plastik
o letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam
o barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil
o tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung
o buat Checklist barang barang tsb

Read More..

Salam Lestari


Persahabatan Terjalin,
Persaudaraan Terengkuh,
Bersama mengukir cinta kepada Alam

Bila akhirnya semak belukar menutup jalan setapak dan menghentikan jalan kita untuk kembali pulang Dan bila akhirnya... nafas kita berhenti juga disini.... terkubur bersama ranting dan daun kering yang dingin apakah itu semua akan tinggal kenangan sia-sia?

Semoga saja tidak !

Tidak bila mayat-mayat kita kelak mampu menitip pesan bahwa gunung bukanlah tempat bermain-main, yang didaki tidak dengan persiapan, yang didaki hanya dengan modal semangat, hendak menaklukkan alam

Read More..

Sekapur Sirih

1997 yg terlupakan telah menjadi saksi perubahan sejarah masa depan eagle yang berbalik 360, itulah pertama kali eagle naek gunung ditemani teman menancapkan kakinya di dingin hembusan angin gunung Dempo. Dengan berbekal jaket dan sarung beserta satu buah ponco kami tertidur dengan menatap langit yang mencengkram rasa takut kita(maklum modal nekad).

Tahun ke bulan terus berganti disitulah akhirnya eagle menjadi seorang yg mungkin disebut anak gunung. Selama itu eagle ngrasa begitu dekat dengan seribu satu keistimewaan alam dan makhluknya yg tercipta dengan kehendak Illahi. Yang hampir tiap bulan purnama melakukan camp/pendakian meskipun cuman seorang diri, selama itu eagle ngrasa begitu dekat dengan seribu satu keistimewaan alam dan makhluknya yg tercipta dengan kehendak Illahi.

Selama itu pula eagle termenung dan menjadi seorang yang cukup tangguh tuk mengisi hidup dengan penuh percaya diri dan ketekunan, seiring dengan itu eagle nglihat kalo alam dalam hitungan menit bahkan detik mulai terkikis dan habis di/tergilas dengan dalih sebuah perkembangan zaman yg harus diikuti. Tetapi apakah kita sempat teringat bahwa manusia harus beradaptasi dengan alam ingkungannya dengan sebaik mungkin.

Bukanlah eagle menolak perkembangan tetapi hiraukanlah kami demikianlah yg sering terdengar dan terimpikan dalam mimpi dan perenungan. Alam seringkali menangis menahan beban yg dibuang oleh manusia temasuk yg merasa dirinya seorang PECINTA ALAM

benarkah kita pecinta alam?
benarkah kita tangguh?
benarkah pendidikan yg kita dapatkan?
benarkah kita mendidik?
ataukah kita termasuk penikmat alam?
sulit dan begitu berat,sungguhpun hanya sekedar rasa.

Ataukah semua harus dikembalikan terhadap apa yg menjadi dasar kita menjadi seorang MOUNTENERING. Karena dalam hati dan keyakinan eagle tesirat sebuah harapan akan sebuah ekosistem yang bersih yang begitu indah toek dihirup yg seiring dengan kemajuan di dasar kita menjadi seorang MOUNTENERING. Karena dalam hati dan keyakinan eagle tesirat sebuah harapan akan sebuah ekosistem yg bersih yang begitu indah toek dihirup yang seiring dengan kemajuan

Read More..

Design by Kingdom of Heaven